Salah satu tujuan utama didirikannya Politeknik Pelayaran Surabaya (Poltek Pelayaran Surabaya) adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga pelaut yang profesional khususnya Ahli Nautika, Ahli Teknika, dan Ahli Elektro Pelayaran untuk Pelayaran Kapal Niaga.
Sejak tahun 1982 sampai Desember 2012 Poltek Pelayaran Surabaya telah meluluskan kurang lebih 72.500 pelaut dalam berbagai program dan jenjang Diklat Keahlian dan Diklat Keterampilan, khususnya Diklat Keterampilan Khusus Pelaut (DKKP).
Perkembangan Poltek Pelayaran Surabaya dimulai pada sejak tahun 1982 – 1990, organisasi ini berafiliasi kepada BPLP Semarang (Sekarang PIP Semarang), yang menyelenggarakan progam pendidikan kepelautan untuk bidang teknika dan nautika (Strata A).
Dari tahun 1990-2002, berubah menjadi Balai Pendidikan Dan Latihan Pelayaran Dasar (BPLPD), yang merubah tugas Utamanya untuk pendidikan perwira niaga pelayaran Nusantara dan tenaga (CREW) pada tingkat dasar (Rating).
Dari tahun2002-2013, menjadi Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya, Mendidik perwira niaga pelayaran nusantara (ANT,ATT-IV), Serta tenaga rating untuk bidang teknika dan nautika.
Pada tahun 2013, BP2IP Surabaya Menjadi Politeknik Pelayaran Surabaya berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN) Nomor B/70/M.PAN-RB/1/2013, Surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 1487/E/T/2012 Tentang Persetujuan Pendirian Politeknik Pelayaran Surabaya dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 14 Tahun 2013 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Politeknik Pelayaran Surabaya
Visi Misi
Dalam rangka merespon tugas pokok dan fungsi, Politeknik Pelayaran Surabaya dalam menjalankan operasionalnya memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut:
Visi
"Menjadi pusat pendidikan transportasi laut bertaraf internasional"
Misi
Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan dibidang Pelayaran sesuai Standart Nasional dan International
Melaksanakan Penelitian Ilmiah dalam Industri Pelayaran dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Melaksanakan Pembinaan Sikap Mental, Moral dan Kesamaptaan kepada Peserta Didik.
Meningkatkan Professionalisme Sumber Daya Manusia Politeknik Pelayaran Surabaya dalam Mendukung Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Mewujudkan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan perkembangan IPTEK.
Melaksanakan Pengelolaan Keuangan yang Transparan dan Akuntabel.
MOTTO: Pengabdian Kami Melalui Pelayanan Terbaik
BUDAYA KERJA: GIAT (Gigih Integritas Amanah Terampil).
Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor : 131/SK/BAN-PT/Akred/PT/VI/2018 tentang Status Akreditasi dan Perangkat Terakreditasi Perguruan Tinggi Politeknik Pelayaran Surabaya, Kota Surabaya.
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Menetapkan Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi Perguruan Tinggi Politeknik Pelayaran Surabaya, Kota Surabaya sebagai berikut :
a. Status Akreditasi : Terakreditasi;
b. Peringkat Terakreditasi : B dengan Nilai 324.
Untuk menjadikan para lulusan memiliki kompetensi bahasa Inggris yang handal mengingat persaingan untuk menjadi perwira laut semakin ketat terutama di era masyarakat ekonomi Asean (MEA), kemampuan berbahasa Inggris digalakkan Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya bagi para taruna dan taruni. Kebijakan ini dilakukan mengingat persaingan untuk menjadi perwira laut semakin ketat terutama di era masyarakat ekonomi Asean (MEA).
Tidak mengherankan, Poltekpel Surabaya menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa yang wajib dikuasai taruna dan taruni. Direktur Poltekpel Surabaya, Kapten Heru Susanto mengatakan Bahasa Inggris memang harus dikuasai taruna dan taruni yang sedang menempuh pendidikan di Poltekpel Surabaya.
Diakui Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Dr Ir Djoko Sasono, kompetensi para taruna dan taruni dan semua politeknik pelayaran yang ada memang harus ditingkatkan, bukan hanya kemampuan bahasa asing. “Kalau bahasa Inggris kita ingin bahasa ini menjadi bahasa kedua dalam pembelajaran,” ungkapnya.
Namun selain bahasa Inggris, kompetensi lain juga perlu digalakkan. Karena kompetensi itu harus dari berbagai aspek tidak hanya pembelajaran namun juga ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, sesuai kebutuhan. “Yang terpenting kita memfasilitasi hubungan dengan industri, membuka ruang bagi masyarakat luas untuk bekerjasama dengan kami,” tandasnya.
Karena bagaimanapun ke depan, lulusan Poltekpel Surabaya ini mau tidak mau akan berhubungan dengan industri yang akan memakai tenaga dan kemampuan mereka untuk mengembangkan perekonomian terutama di laut.
Poltekpel Surabaya sendiri, pada wisuda ke-XXXVII ini meluluskan 178 taruna dan taruni dari tiga jurusan yakni neutika, mesin dan elektro. Elektro adalah jurusan baru namun sampai kini sudah banyak sekali peminatnya.
Sumber:
- poltekpel-sby.ac.id
- sipencatar.com
Sejak tahun 1982 sampai Desember 2012 Poltek Pelayaran Surabaya telah meluluskan kurang lebih 72.500 pelaut dalam berbagai program dan jenjang Diklat Keahlian dan Diklat Keterampilan, khususnya Diklat Keterampilan Khusus Pelaut (DKKP).
Perkembangan Poltek Pelayaran Surabaya dimulai pada sejak tahun 1982 – 1990, organisasi ini berafiliasi kepada BPLP Semarang (Sekarang PIP Semarang), yang menyelenggarakan progam pendidikan kepelautan untuk bidang teknika dan nautika (Strata A).
Dari tahun 1990-2002, berubah menjadi Balai Pendidikan Dan Latihan Pelayaran Dasar (BPLPD), yang merubah tugas Utamanya untuk pendidikan perwira niaga pelayaran Nusantara dan tenaga (CREW) pada tingkat dasar (Rating).
Dari tahun2002-2013, menjadi Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya, Mendidik perwira niaga pelayaran nusantara (ANT,ATT-IV), Serta tenaga rating untuk bidang teknika dan nautika.
Pada tahun 2013, BP2IP Surabaya Menjadi Politeknik Pelayaran Surabaya berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN) Nomor B/70/M.PAN-RB/1/2013, Surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 1487/E/T/2012 Tentang Persetujuan Pendirian Politeknik Pelayaran Surabaya dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 14 Tahun 2013 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Politeknik Pelayaran Surabaya
Visi Misi
Dalam rangka merespon tugas pokok dan fungsi, Politeknik Pelayaran Surabaya dalam menjalankan operasionalnya memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut:
Visi
"Menjadi pusat pendidikan transportasi laut bertaraf internasional"
Misi
Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan dibidang Pelayaran sesuai Standart Nasional dan International
Melaksanakan Penelitian Ilmiah dalam Industri Pelayaran dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Melaksanakan Pembinaan Sikap Mental, Moral dan Kesamaptaan kepada Peserta Didik.
Meningkatkan Professionalisme Sumber Daya Manusia Politeknik Pelayaran Surabaya dalam Mendukung Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Mewujudkan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan perkembangan IPTEK.
Melaksanakan Pengelolaan Keuangan yang Transparan dan Akuntabel.
MOTTO: Pengabdian Kami Melalui Pelayanan Terbaik
BUDAYA KERJA: GIAT (Gigih Integritas Amanah Terampil).
Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor : 131/SK/BAN-PT/Akred/PT/VI/2018 tentang Status Akreditasi dan Perangkat Terakreditasi Perguruan Tinggi Politeknik Pelayaran Surabaya, Kota Surabaya.
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Menetapkan Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi Perguruan Tinggi Politeknik Pelayaran Surabaya, Kota Surabaya sebagai berikut :
a. Status Akreditasi : Terakreditasi;
b. Peringkat Terakreditasi : B dengan Nilai 324.
Untuk menjadikan para lulusan memiliki kompetensi bahasa Inggris yang handal mengingat persaingan untuk menjadi perwira laut semakin ketat terutama di era masyarakat ekonomi Asean (MEA), kemampuan berbahasa Inggris digalakkan Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya bagi para taruna dan taruni. Kebijakan ini dilakukan mengingat persaingan untuk menjadi perwira laut semakin ketat terutama di era masyarakat ekonomi Asean (MEA).
Tidak mengherankan, Poltekpel Surabaya menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa yang wajib dikuasai taruna dan taruni. Direktur Poltekpel Surabaya, Kapten Heru Susanto mengatakan Bahasa Inggris memang harus dikuasai taruna dan taruni yang sedang menempuh pendidikan di Poltekpel Surabaya.
Diakui Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Dr Ir Djoko Sasono, kompetensi para taruna dan taruni dan semua politeknik pelayaran yang ada memang harus ditingkatkan, bukan hanya kemampuan bahasa asing. “Kalau bahasa Inggris kita ingin bahasa ini menjadi bahasa kedua dalam pembelajaran,” ungkapnya.
Namun selain bahasa Inggris, kompetensi lain juga perlu digalakkan. Karena kompetensi itu harus dari berbagai aspek tidak hanya pembelajaran namun juga ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, sesuai kebutuhan. “Yang terpenting kita memfasilitasi hubungan dengan industri, membuka ruang bagi masyarakat luas untuk bekerjasama dengan kami,” tandasnya.
Karena bagaimanapun ke depan, lulusan Poltekpel Surabaya ini mau tidak mau akan berhubungan dengan industri yang akan memakai tenaga dan kemampuan mereka untuk mengembangkan perekonomian terutama di laut.
Poltekpel Surabaya sendiri, pada wisuda ke-XXXVII ini meluluskan 178 taruna dan taruni dari tiga jurusan yakni neutika, mesin dan elektro. Elektro adalah jurusan baru namun sampai kini sudah banyak sekali peminatnya.
Sumber:
- poltekpel-sby.ac.id
- sipencatar.com
0 comments
Post a Comment