| 0 comments ]

Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi atau LP3 Banyuwangi merupakan salah satu sekolah kedinasan milik Kementerian Perhubungan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan dan secara administrasi dibina oleh Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan serta secara teknis operasional dibina oleh Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara.

Kebijakan yang mengatur keberadaan Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi melalui Peraturan Menteri Perhubungan R.I nomor PM. 73 tahun 2013 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan calon penerbang, calon instruktur penerbang, penerbang dan instruktur penerbang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard internasional.

Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi berdiri di Banyuwangi pada tanggal 23 Desember 2013 secara resmi dibuka. Sekolah pilot negeri di Banyuwangi ini merupakan yang kedua milik pemerintah setelah sekolah serupa di Curug, Tangerang, Banten yang berdiri pada 1952.

Bandara Blimbingsari, Banyuwangi akan dipakai untuk sekolah pilot Mandiri Utama Flight Academy (MUFA). Sebelumnya telah berdiri Bali International Flight Academy (BIFA) tahun 2009, dan Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) tahun 2011 yang lalu berubah menjadi Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang (LP3).

Dengan demikian, jika MUFA jadi berdiri, maka sekolah tersebut akan menjadi sekolah pilot ketiga yang ada di Banyuwangi.

Menurut Andi Hendra Suryaka, Kepala Bandara Blimbingsari, Selasa (6/5/2014), saat ini izin dari Kementerian Perhubungan RI untuk MUFA sudah diterbitkan.

"Saat ini memenuhi syarat untuk melengkapi menjadi sekolah pilot seperti pengadaan pesawat latih dan gedung sekolah. Targetnya sih tahun depan sudah mulai dibuka pendaftaran siswa penerbang di Blimbingsari," kata Andi.

Menurut Andi, untuk sementara MUFA telah menyiapkan dua jenis Cessna 172 untuk diletakkan di Banyuwangi.

"Nanti kami akan melakukan evaluasi apakah masih ada kemungkinan sekolah penerbangan yang lain. Karena saat ini ada sekitar 200 movement per hari dari pengawasan petugas Air Traffic Control (ATC) Bandara Bimbingsari. Termasuk pergerakan pesawat komersial dua maskapai yaitu Wings Air dan Garuda Indonesia serta dari pesawat BIFA dan LP3 Banyuwangi," kata Andi.


Demikian ulasan kami tentang Profil Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi sebagai salah satu sekolah kedinasan milik Kementerian Perhubungan. Semoga bermanfaat, Amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin!


Sumber:
- sipencatarbwi.weebly.com
- sipencatar.com
Read More...

| 0 comments ]

Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta atau STIP Jakarta beralamat di Jl. Marunda Makmur Cilincing. Jakarta Utara. DKI Jakarta. STIP Jakarta merupakan Pendidikan pelayaran yang berada dibawah naungan Badan Diklat Perhubungan Republik Indonesia. Berdiri sejak tahun 1953 Akademi Ilmu Pelayaran yang menyelenggarakan Program Diploma III (setara dengan BSc) dengan 2 jurusan antara lain: Nautika dan Teknika (sertifikat kompetensi Klas III), lama pendidikan 3-4 tahun.

Pada tanggal 27 februari 1957 AIP diresmikan oleh Presiden Pertama RI Ir. Soekarno. Saat itu juga menjadi Akademi Pelayaran Pertama di Indonesia. Lokasi kampus berada di Jl. Gunung Sahari, Mangga Dua Ancol, Jakarta Utara. Pada tahun 1962 AIP menyelenggarakan kerjasama dengan Akademi Pelayaran Amerika yaitu Kings Point untuk kelas khusus. Sejak didirikan, AIP telah memilki reputasi yang baik sebagai Pusat pendidikan Pelayaran sehingga pada tahun 1974 sampai dengan 1984 AIP berhasil menyelenggarakan pertukaran pelajar dengan Tanzania, Malaysia dan Bangladesh.

Pada tahun 1964 Akademi Ilmu Pelayaran Niaga dan Akademi Telekomunikasi dilebur menjadi Akademi Ilmu Pelayaran. sehingga AIP mendapat lisensi untuk melaksanakan 4 program studi: Nautika, Teknika, Ketatalaksanaan dan Kepelabuhanan (KTK) dan Elektronika & Telekomunikasi.

Pada tahun 1983 Akademi Ilmu Pelayaran berubah nama menjadi Pendidikan dan Latihan Ahli Pelayaran (PLAP) dan diberikan lisensi untuk melaksanakan program Strata A, Strata B dan Strata C dengan 4 jurusan: Nautika, Teknika, Telekomunikasi Pelayaran dan Ketatalaksanaan dan Kepelabuhanan (KTK).

Pada Strata A merupakan program 3 tahun yang setara dengan BSc dengan sertifikat kepelautan kelas 3, Strata B merupakan program 1 tahun untuk pelaut yang memiliki pengalaman berlayar 2 tahun setelah mengikuti pendidikan Starta A dan memiliki sertifikat kepelautan kelas 2 dan Strata C merupakan program pendidikan dengan sertifikat kepelautan kelas 1. tahun 1995 PLAP mendapatkan lisensi untuk menyelenggarakan Program DiplomaIV dengan 3 Jurusan: Nautika, teknika dan Ketatalaksanaan dan kepelabuhanan (KTK) yang setara dengan Sarjana program kepelautan.

Pada tahun 1998 Institut diberi lisensi untuk menyelenggarakan DIklat Familiarization Training, Basic Safety Training, Proficiency in Survival Craft and Rescue Boat, Advance Fire Fighting, Tanker Familiarization, Oil Tanker, Liquified Gas Tanker, Chemical Tanker, GOC-GMDSS, Medical First Aid Training, Medical Care Training dan Radar /ARPA Training.

Pada bulan maret 2000 Pendidikan dan Latihan Ahli Pelayaran (PLAP) berubah status menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) dengan struktur organisasi baru yang membuka kesempatan bagi STIP untuk menjawab tantangan melaksanakan tingkat pendidikan yang lebih tinggi sampai ke jenjang S2 dan S3.

Pada tanggal 30 September 2009 STIP ditetapkan sebagai instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) serta dilakukan perubahan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 68 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Dengan adanya perubahan standar Sistem Manajemen Mutu dari ISO 9001 : 2000 menjadi ISO 9001 : 2008, maka STIP mulai bulan Februari 2010 mengimplementasikan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dengan Edisi 5 (lima). SSelain menerapkan ISO 9001 : 2008, STIP juga menerapkan Quality Standart System (QSS) dan mendapatkan pengesahan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.


Visi dan Misi

Maksud dan Tujuan :

Untuk mendidik sumber daya manusia menjadi Perwira-perwira Pelayaran Niaga serta Ahli Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan yang handal dan berkualitas internasional.


Visi:

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, STIP telah menetapkan Visi dan Misi sebagai berikut:

"Menjadi institusi pendidikan pelayaran bertaraf internasional yang menghasilkan sumber daya manusia pelayaran profesional".


Sedangkan Visi STIP adalah :

1. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan untuk penguasaan kompetensi ilmu pelayaran yang bertaraf internasional berbasis metologi modern dan teknologi informasi.
2. Meningkatkan pelaksanaan penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat guna pengembangan industri pelayaran.
3. Membentuk dan meningkatkan sikap, kepemimpinan, mental dan moral serta kesamaptaan peserta didik untuk memenuhi sumber daya manusia industri pelayaran yang berkualitas.
4. Mengembangkan dan memelihara sarana dan prasarana serta fasilitas pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
5. Meningkatkan tatakelola administrasi pendidikan yang transparan dan akuntabel berbasis pada sistem manajemen mutu terpadu.


Kebijakan Mutu :

Sesuai visi dan misi, STIP bertekad untuk memuaskan pengguna jasa dengan cara:

1. Meningkatkan mutu pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi bertaraf internasional dengan memperhatikan kebutuhan pasar serta memenuhi statutory dan regulatory yang berlaku.
2. Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian di bidang pelayaran untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi industri pelayaran dan meningkatkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
3. Meningkatkan pembinaan sikap kepemimpinan, mental dan moral yang baik serta kesamaptaan fisik yang prima serta peduli terhadap keselamatan, keamanan, efisiensi pelayaran dan pencegahan pencemaran lingkungan laut.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan serta fasilitas pembentukan sikap secara efektif, efisien sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta memenuhi tuntutan kebutuhan.
5. Meningkatkan sistem manajemen mutu dalam menerapkan tatakelola organisasi yang transparan dan akuntabel serta melakukan pengembangan yang berkesinambungan.

Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta juga mempersiapkan program magister S2 pelayaran. Selain untuk memenuhi ketersediaan sumber daya manusia pelaut,lembaga ini ingin menghasilkan pelaut profesional yang dirintis sejak tahun 2009.

STIP Jakarta berupaya membekali lulusannya dengan ilmu teknis dan bahasa Inggris. STIP Jakarta telah meluluskan ribuan pelaut dari jurusan Nautika, Teknika, dan Ketatalaksanaan Angkatan Laut dan Kepelabuhan .

Demikian ulasan kami tentang Profil Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta sebagai salah satu sekolah kedinasan yang mempunyai misi dalam penguasaan kompetensi ilmu pelayaran yang bertaraf internasional berbasis metologi modern dan teknologi informasi. Semoga bermanfaat, Amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin!


Sumber:
- stipjakarta.ac.id
- sipencatar.com
Read More...

| 0 comments ]

Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug atau STPI Curug merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan Indonesia. Kampus STPI Curug beralamat di Kecamatan Legok Kewedanaan Curug Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug (STPI Curug) memiliki tugas dan fungsi untuk mendidik putra-putri terbaik bangsa Indonesia untuk menjadi sumber daya manusia yang ahli dan terampil di bidang penerbangan, yang dapat diakui baik secara nasional maupun internasional.

Sekolah Tinggi Penerbangan ini bermula dari Akademi Penerbangan Indonesia (API) yang didirikan di Jakarta, di sekitar daerah Gempol-Kemayoran pada tahun 1952. Pada tahun 1954 API dipindahkan dari Jakarta ke kampusnya yang baru, di wilayah kecamatan Legok, Tangerang (lebih dikenal oleh masyarakat penerbangan dengan kampus Curug).

Kemudian pada tahun 1969, Akademi Penerbangan Indonesia (API) berubah nama menjadi Lembaga Perhubungan Udara (LPPU). Pada tahun 1978, lembaga pendidikan ini berubah nama menjadi Pendidikan dan Latihan Penerbangan (PLP) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Badan Diklat Perhubungan.

Akhirnya pada tahun 2000 Pendidikan dan Latihan Penerbangan (PLP) berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), hingga saat ini.

Eksistensi STPI didasari oleh Keputusan Presiden RI dan Menteri Perhubungan yakni sebagai berikut :

- Keputusan Presiden RI nomor 43 tahun 2000 tanggal 10 Maret 2000 tentang Sekolah TInggi Penerbangan Indonesia.
- Keputusan Menteri Perhubungan nomor 64 tahun 2000 tanggal 21 Agustus 2000 tentang Organisaisi dan tata kerja Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.
- Keputusan Menteri Perhubungan nomor SK. 29/DL.003/Diklat-2001 tanggal 29 Januari 2001 tentang Statuta Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.


Pengenalan Jurusan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya STPI Curug memiliki 4 (empat) jurusan pendidikan, yaitu Jurusan Penerbang, Jurusan Teknik Penerbangan, Jurusan Keselamatan Penerbangan dan Jurusan Manajemen Penerbangan. Setiap jurusan pendidikan terbagi dalam beberapa program studi sesuai dengan minat dan bakat peserta pendidikan dan pelatihan.

Kurikulum dan silabus pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh STPI Curug mangacu pada standar nasional Departemen Pendidikan Nasional RI) dan internasional (International Civil Aviation Organization = ICAO), sehingga diharapkan setiap lulusan STPI Curug mampu untuk bersaing baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Pola pendidikan dan pelatihan bagi setiap peserta didik, mengacu pada pola pendidikan akademis, fisik, mental dan kedisiplinan. Karena itu setiap peserta didik diwajibkan tinggal di asrama selama diklat berlangsung dengan pengawasan para pembimbing.

Akademik

Program diklat yang dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Durug adalah program pendidikan profesional, yaitu memberikan kesiapan penerapan keahlian profesional dalam bidang yang berkaitan dengan penerbangan. Dalam melaksanakan program diklat tersebut, STPI dibawah Departemen Pendidikan Nasional sebagai pembina akademik dan Departemen Perhubungan sebagai pembina teknis fungsional.

Kurikulum

Penyelenggraan diklat pada STPI dilaksanakan atas dasar kurikulum yang disusun sesuai dengan sasaran program studi, dengan berpedoman pada kurikulum nasional yang diatur oleh Menteri Pendidikan Nasional. STPI menetapkan mata kuliah untuk setiap program studi, yang tersusun atas Mata Kuliah Umum (MKU), Mata Kuliah Dasar keahlian (MKDK) dan Mata Kuliah Keahlian (MKK).
Beban studi Taruna/Taruni setiap program studi ditentukan dengan jumlah kredit. Bobot mata kuliah dalam kegiatan akademik diukur dengan Satuan Kredit Semester (SKS), sedangkan penyelenggaraan perkuliahan didasarkan atas Sistem Kredit Semester (SKS).

Penilaian hasil Belajar

Penilaian terhadap kegiatan, kemajuan dan kemampuan Tarun/i dilakukan secara berkala yang berbentuk ujian, pelaksanaan tugas dan pengamatan oleh Dosen serta Pembimbing Taruna/i.
Pelaksanaan ujian diselenggarakan melalui ujian semester, ujian akhir program studi dan ujian tugas akhir serta ujian akhir program profesional yang dilakukan oleh lembaga di bawah naungan Departemen Perhubungan.

Pola Kehidupan kampus

Setiap peserta diklat yang dilaksanakan di Kampus STPI , selama mengikuti diklatnya akan tinggal di dalam kampus (Asrama). Hal ini dimaksudkan agar setiap peserta diklat dapat mengikuti pola diklat pembentukan mental, fisik dan disiplin serta mudah dalam pengawasan.
Selama tinggal di Asrama, para Taruna/i akan dijaga dan diawasi terus menerus oleh Pembimbing Taruna/i yang telah ditunjuk oleh Ketua STPI untuk melaksanakan tugas tersebut.


Terkait peningkatan kualitas alumnus, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug terus meningkatkan diri. Menurut Ketua STPI, Drs Darwis Amini MM, pembenahan itu dilakukan selain untuk menghasilkan lulusan berkualitas juga untuk menjawab tuntutan keselamatan dan keamanan dunia penerbangan secara internasional yang kian meningkat. STPI Curug berupaya menyelenggrakan pedidikan dan pelatihan serta penelitian teknologi terapan di bidang penerbangan untuk menciptakan sumber daya manusia penerbangan yang mumpuni. Artinya lulusan STPI harus menjadi insan yang memilki iman dan takwa, berkualitas internasional, mampu bersaing, mandiri, dan profesional.

Di era globalisasi ini sumber daya manusia harus benar-benar berkualitas sehingga berguna bukan saja di negerinya sendiri tapi juga di dunia internasional. STPI menghasilkan lulusan yang diakui secara nasional dan internasional untuk menuju pusat unggulan (centre of excellent) yang berstandar internasional, demikian seperti diungkapkan Drs Darwis Amini MM.

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan STPI secara rutin diaudit oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization--ICAO). Selain itu diklat di STPI juga menggunakan Standard Training Package (STP) ICAO, sehingga semua lulusan STPI memiliki standar sesuai ketentuan internasional. Selain berstandar internasional, lulusan STPI juga dipersiapakan dengan peralatan teknologi canggih yang langsung pada kegiatan praktek dan on the job training, sehingga lulusan STPI langsung siap pakai.

Untuk menjawab kebutuhan industri penerbangan dalam negeri dan internasional, STPI merangkul banyak pihak agar terciptanya kemitraan yang efektif. Bahkan, beberapa negara secara terbuka telah meminta tenaga penerbang dan teknisi pesawat dari Indonesia.

Negara tersebut di antaranya adalah India, China, Malaysia, beberapa negara di kawasan Asia-Afrika, serta sejumlah negara lain di dalam dan luar kawasan Asia. Darwis mengatakan, saat ini beberapa negara di antaranya juga mengirim pemudanya untuk dididik sebagai tenaga penerbang di STPI.

Tingginya minat terhadap lulusan sekolah yang berdiri sejak 1 Juni 1952 itu bukan tanpa alasan. Reputasi STPI yang telah mendunia juga telah menarik minat perusahan pembuat pesawat besar dunia seperti Boeing Industries. Boeing yang rupanya telah mendengar rencana pengembangan STPI tersebut, telah menawarkan kerja sama memberikan bantuan untuk tenaga instruktur teknisi pesawat. Mereka sudah datang ke STPI untuk menyatakan ketertarikannya bekerja sama.

Tak hanya Boeing, maskapai nasional Merpati Nusantara Arlines juga telah menyatakan kesanggupannya untuk mendukung program STPI dalam mengembangkan pendidikan maintenance (perawatan). Merpati akan menyerahkan sejumlah pesawat-pesawatnya yang telah tidak laik terbang sebagai bahan praktikum para taruna STPI.

Semoga saja, Indonesia melalui STPI bisa turut memberikan warna dominan pada industri penerbangan internasional, seperti yang diharapkan Pak Darwis dan tentunya kita semua yang berbangga pada kualitas lulusannya.

Demikian ulasan kami tentang Profil STPI Curug sebagai salah satu sekolah kedinasan yang berstandar internasional yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Semoga bermanfaat, Amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin!


Sumber:
- stpicurug.ac.id
- sipencatar.com
Read More...

| 0 comments ]

Seleksi Penerimaan Calon Taruna (SIPENCATAR) diselenggarakan oleh berbagai Departemen atau Kementerian Indonesia untuk menyeleseksi putra dan putri terbaik Bangsa Indonesia untuk dididik menjadi SDM yang profesional dalam dunia Penerbangan, Transportasi, dan lain-lain yang diakui secara nasional maupun internasional.

Beberapa Seleksi Penerimaan Calon Taruna diantaranya :


Sipencatar Dephub


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan membuka kesempatan bagi putra dan putri terbaik Bangsa Indonesia untuk dididik menjadi SDM yang profesional dalam dunia Transportasi. Dengan persyaratan umum sebagai berikut :

1. Usia maksimum 23 tahun pada bulan September 2014;
2. Jenis kelamin : Pria atau Wanita;
3. Belum menikah dan sangup tidak menikah selama masa pendidikan dibuktikan dengan surat pernyataan;
4. Tinggi badan minimal Pria 163 cm dan Wanita 155 cm, khusus untuk jurusan penerbang minimal Pria 167 cm dan Wanita 165 cm;
5. Menyerahkan Pas Photo terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar berwarna latar belakang merah dan foto copy STTB (terlegalisasi), SKHUN(terlegalisasi), Akte Kelahiran (terlegalisasi) dan surat keterangan belum menikah dari kelurahan./desa;


Sipencatar STPI Curug


Setiap tahun akademiknya membuka pendaftaran untuk calon Penerbang yang dibagi 2 Gelombang.

Berbagai tes-pun diselenggarakan, mulai dari ujian tulis Tes Potensi Akademik s.d. Tes Bakat Terbang.


Demikian ulasan kami tentang sistem Seleksi Penerimaan Calon Taruna di Indonesia. Semoga bermanfaat, Amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin!


Sumber-sumber:
- dephub.go.id
- stipjakarta.ac.id
- kemenkumham.go.id
- stpicurug.ac.id



Read More...