| 0 comments ]

Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar berlokasi di desa Untia Kecamatan Biringkanaya, kotamadya Makassar, provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

Berdiri di atas tanah seluas 50 Hektar yang merupakan hasil dari pembebasan tanah yang dulunya adalah Empang masyarakat. Saat ini tanah tersebut dijadikan kampus terpadu Kementerian Perhubungan yang akan terdiri dari kampus Diklat Matra Laut, Udara, dan Darat.


Visi dan Misi

VISI

“Menjadi perguruan tinggi pelayaran terdepan dalam pengembangan sumber daya manusia perhubungan dan riset di bidang Pelayaran”

MISI

Menyelenggarakan pendidikan bidang pelayaran untuk menghasilkan lulusan yang prima, profesional dan beretika;
Mengembangkan penelitian dan pengabdian pada masyarakat berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi terkini;
Menerapkan teknologi informasi dalam peningkatan efektifitas dan efisiensi operasional lembaga.

Secara historis sejak tahun 1921 sudah ada Sekolah Pelayaran Tingkat Dasar di Makassar, namun karena data sekolah yang belum ditemukan maka sejarah singkat ini dimulai sejak tahun 1946. Serta seiring dengan situasi dan kondisi Negara Republik Indonesia pada umumnya dan Sulawesi Selatan khususnya.

Pada tahun 1946 didirikan Sekolah Pelayaran Tingkat Lokal yang diberi nama Opleiding Scheepvaartschool Celebes yang disingkat dengan OSC yang berlokasi di jalan layang (Kantor Lanal Makassar sekarang). Sekolah tersebut hanya berlangsung sampai tahun 1950 setelah pengakuan kedaulatan Negara Republik Indonesia.

Pada tahun 1947 telah didirikan pula Sekolah Pelayaran Menengah Makassar yang diberi nama MIDELBARE ZEEVARTSCHOOL dengan singkatan MZS, sekolah tersebut hanya berlangsung 3 (Tiga) angkatan yang kala itu beralamat di jalan layang No.129 Makassar, yang sekarang telah diganti dengan nama jalan Yos Sudarso No.173 Makassar, sedangkan alamat yang sama jalan Tentara Pelajar No.173.

Pada tahun 1950 Opeleiding Scheepvaartschool Celebes (OSC) diganti menjadi Sekolah Latihan Penyeberangan Laut Sulawesi (SLPS) dengan lokasi pendidikan adalah jalan layang No.129 Makassar (sekarang jalan Tentara Pelajar No.173 Makassar). SLPS tersebut terbagi menjadi 2 (dua) jurusan, yaitu :

1. Jurusan Deck (Nautika) untuk mendapatkan ijazah Muallim Pelayaran Terbatas (MPT)
2. Jurusan Mesin (Teknika) untuk mendapatkan ijazah Juru Motor (JM)

Dengan SK Menteri Perhubungan Laut No.Pd 1/9/8 tanggal 06 Agustus 1963 SLPS diganti nama menjadi Sekolah Pelayaran Dan Perkapalan Makassar, berlangsung hanya sampai tahun 1946.

Selanjutnya berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan Laut No.LP.1/1/2 tanggal 28 mei 1964 SLPS ditingkatkan menjadi Sekolah Pelayaran Menengah Makassar (SPMM) dengan input / masukan :

1. Jurusan Nautika dari SMP
2. Jurusan Teknika Dari SMP dan ST. Mesin

Berdasarkan SK Dit. Jen Perla Cq. Pusdiklat No. LP. 1. 1. 1 tanggal 02 Januari 1971, maka Crash Program dihapus dan kembali lagi pada sistem lama dengan input SMP atau ST Mesin engan lama pendidikan 3 (tiga) tahun.

Semua biaya-biaya pendidikan dan pemondokan sejak angkatan III (tiga) sampai dengan angkatan XVII (tujuh belas) ditanggung oleh masing-masing siswa dan semua siswa diwajibkan untuk tetap tinggal di asrama.

Sejak tahun 1972 untuk menyesuaikan penggantian nama Kota Madya Makassar menjadi kota Madya Ujung Pandang, maka nama Sekolah Pelayaran Menengah Makassar dirubah menjadi Sekolah Pelayaran Menengah Ujung Pandang (SPM UP).

Disamping siswa-siswa pribumi/bangsa Indonesia, maka atas kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Tanzania pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1982 (angkatan XIII) telah dididik 4 (empat) orang siswa asal Tanzania masing-masing yaitu R. Morrice Nit. 7913001 Jurusan Nautika, F. Macha Nit. 7913010 Jurusan Nautika, M. Mongi Nit. 7913029 Jurusan Teknika, dan M. Salim Nit. 7913034 Jurusan Teknika. Jumlah keseluruhan alumni SPM Ujung Pandang mulai dari angkatan I sampai dengan angkatan XVII adalah sekitar 1.559 orang.

Oleh banyaknya perubahan armada kapal-kapal negara serta banyaknya jabatan yang memerlukana persyaratan keahlian / keterampilan pelaut dan sub sektor perhubungan laut , maka dengan SK Direktur Jendral Perhubungan Laut No. DPL.91.4/12 tanggal 10 juli 1982 diadakan pendidikan bagi Pegawai Negri Sipil (PNS) sebagai peserta Crash Program.

Lama pendidikan 1 (satu) tahun yang terdiri dari 2 (dua) jurusan yaitu Nautika dan Teknika. Masuka adanya pegawai negri sipil dari kanwil Hubla I sampai dengan IX denga ketentuan memiliki pendidikan SLTA serta masa layar minimal 1 (satu) tahun.

Semua biaya ditanggung oleh negera (Ikatan Dinas) dan mereka diwajibkan untuk tinggal diasrama, karena terbatasnya fasilitas pendidikan dan ruang asrama, maka Crash Program tersebut dibagi dalam 2 (dua) angkatan yang telah menghasilkan lulusan sebanyak 203 orang yang terdiri dari jurusan Nautika 92 orang dengan ijazah Pelayaran Interinsuler (MPI) dan jurusan Teknika 111 orang dengan ijazah Ahli Mesin Kapal, ijazah sementara (AMK-IS/VD).

Dalam rangka peningkatan pendidikan kepelautan yang berkelanjutan dan didukung oleh organisasi yang baik, maka berdasarkan SK Menteri Perhubungan No. KM 279/OT.001/Phb-79 tanggL 19 September 1979, Sekolah Pelayaran Menengah (SPM) Ujung Pandang ditingkatkan menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Ujung Pandang yang setingkat dengan akademi.

Mulai tahun 1990 BPLP Ujung Pandang menambah jurusan Tata Laksana dan Kepelautan dengan masukan SMA jurusan A1, A2, A3 dan SMEA. Ijazah yang diperoleh setelah menyelesaikan program Strata – A adalah:

1. Jurusan Nautika : Ijazah Muallim Pelayaran Besar III (MPB III)
2. Jurusan Teknika : Iajzah Ahli Mesin Kapal – A (AMK –A )
3. Jurusan KTK : Keahlian Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhan

Sejak tahun 2017 sampai sekarang, Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar dipimpin oleh H.IRWAN, SH., MH., M.MAR.E. salah seorang Alumni BPLP Angkatan VII.


Sumber:
- pipmakassar.ac.id
- sipencatar.com

0 comments

Post a Comment